Minggu, 14 September 2014

Dampak Acara Televisi


 Persaingan tak sehat industri Televisi saat ini




Menonton acara TV ibarat membuka jendela..dalam hitungan detik semua pesan tersampaikan. Di Indonesia sudah puluhan stasiun televisi mengudara secara nasional, belum lagi televisi lokal di tiap propinsi/kabupaten ditambah lagi siaran televisi kabel, cukuplah menggambarkan dinamika industri televisi yang pada intinya ingin meraih keuntungan dari nikmatnya santapan kue iklan. Hampir seluruh stasiun televisi mengudara 24 jam setiap harinya dengan  berlomba-lomba menarik minat penonton untuk menyaksikan acara yang mereka buat. Sekali lagi, hal ini dilakukan semata - mata untuk menarik lebih banyak iklan atau sponsor guna menghasilkan keuntungan pastinya. Rating pun menjelma sebagai sesembahan pelakon bisnis industri  TV. 
Dalam upaya persaingan acara TV yang sudah tidak sehat lagi ini, mungkin mereka lupa dengan visinya untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Alhasil para orang tua dibuat mengelus dada dengan adanya kemasan acara berbalut kekerasan, bahasa tak pantas. Ironisnya lagi, acara TV sudah terjebak dalam budaya latah…dimana satu acara yang booming di salah satu TV  maka dalam  hitungan waktu yang singkat akan muncul acara yang homogen di televisi lainnya.
Selain budaya latah,  bahasa tak pantas, kekerasan, juga sarat eksploitasi seks, cerita sinetron “  jual mimpi”, perselingkuhan, perceraian, gaya hidup hedonis, hura – hura dan lawakan yang tak lucu sama sekali  dengan  saling ejek , bla bla bla…dan akhir dari semua itu adalah jelas.. terjadinya degradasi norma social dan budaya.
Program acara TV saat ini sudah sangat meresahkan termasuk saya pun eneg....walaupun termasuk bagian dari praktisi pembuat program TV itu sendiri. Jujur saja..para movie maker mungkin tidak berpikiran  sama tentang hal ini semata - mata tuntutan pekerjaan, namun satu sisi sebagai bagian dari pemirsa tv tentu saja menghendaki acara yg bernilai edutainment.  Taklid buta terhadap rating akan memiliki dampak yang dasyat bagi pemirsa. Banyak tayangan acara TV yang tidak layak ditayangkan hanya akan merusak pola pikir anak-anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa sebab media Televisi adalah media pertama yang dapat dengan cepat mempengaruhi pola pikir penikmatnya, meracuni pikiran dengan beragam program acara yang berpengaruh buruk pada akhlak dan moral. Mungkin saja acara TV cuma ingin mempertontonkan kreativitas yang tidak mendidik dan merusak moral semata – mata tunduk pada sang dewa rating?
KPI sebagai penjaga gawang program tv di indonesia masih belum tegas secara tupoksinya. Di perlukan ketegasan yang lebih untuk dapat menjalankan aturan bobot tayangan acara - acara tv.
Program acara " bloking time," bisa menjadi alternative tayangan yang tidak saja informatif dan menghibur  dari formulasi kemasan acara tv dengan tanpa menanggalkan message sponsor, hal ini bisa untuk menggerus dampak negative dari tayangan tv, hanya sj seberapa kuat sponsorship menopang biaya slot airtime yang terbilang mahal untuk bisa survive sebagai acara reguler?
Semoga saja para kreatif di stasiun tv swasta mampu membuat kemasan acara  yang beda, lain  dari pada yang lainnya  untuk diberikan kepada penonton di Indonesia, dengan harapan sebuah  acara yang menghibur dan mendidik, tidak sebatas tontonan melainkan juga tuntunan.

Episode # Catatan hati pekerja seni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar